#: locale=en ## Tour ### Title tour.name = Museum Kebangkitan Nasional ## Skin ### Button Button_1133E76F_371B_7315_41C3_7F77BE036B46.label = Mulai Virtual Tour Button_265A10C3_371B_0D0D_41C4_7F20E95C4B78.label = R.04 - Ruang Media Belajar STOVIA Button_265A30C3_371B_0D0D_41C8_86F6D60E8E32.label = R.02 - Ruang Direktur STOVIA Button_265A30C3_371B_0D0D_41C8_86F6D60E8E32.pressedLabel = Location Button_265A50C3_371B_0D0D_41C1_974498C09598.label = R.01 - Ruang Pengajar STOVIA Button_265A70C3_371B_0D0D_419C_D7D562920262.label = DIREKTORI MUSEUM Button_265AD0C3_371B_0D0D_41AD_F0758C70DEAF.label = R.06 - Sekolah Dokter Djawa Button_265AF0C3_371B_0D0D_41C1_C96305D7288A.label = R.05 - Ruang Pengobatan Tradisional Button_2B38EE08_3717_F51B_4183_E0CF49E59532.label = R.15 - Ruang Indonesia Kaya Button_2B4C1F26_3717_1317_41B4_C8E694060719.label = R.10 - Ruang Asrama STOVIA Button_2B67F740_3717_F30B_41AC_5D9B396B1B44.label = R.14 - Ruang Kelas STOVIA Button_2BA9E09B_373D_0D3D_4194_F10C3DEA688B.label = Ruang Diorama Button_2C0E3222_3717_0D0F_41C8_21888F20AF94.label = R.18 - Ruang Bangkitnya Perlawanan Pemikiran Button_2C2CFA9F_3717_3D35_41C5_02B2E9BEFD2A.label = R.19 - Ruang Pelopor Kebangkitan Nasional Button_2C435453_3717_150D_41A7_790B18023396.label = R.16 - Ruang Ekspedisi Rempah Bangsa Eropa Button_2C68BB6A_3717_131F_41C7_AC75BA839549.label = R.17 - Ruang Gemuruh Perlawanan Lokal Button_2C7383AF_3717_7315_4185_DD31D1BF4403.label = R.D - Ruang Laboratorium STOVIA Button_2CBBEAB8_3717_3D7B_41C1_FF7B305328C4.label = R.09 - Ruang Memorial Boedi Oetomo Button_2CCA4188_3717_0F1B_41CB_5E36A19DA144.label = R.20 - Ruang Bangkitnya Perlawanan Pemikiran Button_2CD7844C_3717_151B_41AD_BCFA831D66CC.label = R.07 - Ruang STOVIA Button_2CE19786_3717_1317_41B1_3D016D9CDCBA.label = R.21 - Ruang Kebangkitan Kebudayaan Button_2CE3FFE7_3717_1315_41C0_CBE53EDC128B.label = R.08 - Ruang Lulusan STOVIA Button_2D35BE4D_3717_1515_41BA_A5A259DA89F1.label = R.22 - Ruang Kebangkitan Teknologi Button_599EB20B_3BA9_BA57_41C5_8F9AB6EBC23E.label = LOKASI MUSEUM ### Multiline Text HTMLText_29E91467_321C_52D0_41B2_811BE1831A37.html =
Pelajar STOVIA mendirikan organisasi kepemudaan pertama Tri Koro Dharmo.
HTMLText_29E93467_321C_52D0_41AC_D70417B0C137.html =
Pelajar STOVIA mendeklarasikan berdirinya organisasi modern pertama Boedi Oetomo.
HTMLText_29EE0467_321C_52D0_41A1_8708E82CB8EC.html =
SEJARAH MUSEUM


STOVIA merupakan penyempurnaan dari sistem pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa yang didirikan pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden (sekarang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto). Sekolah Dokter Jawa menempati salah satu bangunan yang ada dalam rumah sakit militer, karena pengajarnya merangkap sebagai dokter di rumah sakit tersebut.


Aktifitas pendidikan dan asrama Sekolah Dokter Jawa yang berlangsung setiap hari dinilai mengganggu kenyamanan rumah sakit, karena itu dewan pengajar memutuskan untuk memindahkannya dari lingkungan rumah sakit militer Weltevreden. Tahun 1899 Direktur Sekolah Dokter Jawa Dokter H.F. Rool, mulai melaksanakan pembangunan gedung baru disamping rumah sakit militer.


Kegiatan pembangunan gedung sempat terhenti karena kekurangan biaya, karena itu Dokter H.F. Rool selaku Direktur Sekolah Dokter Jawa berjuang keras mengumpulkan dana untuk membiayai pembangunan gedung tersebut. Berkat bantuan pengusaha perkebunan dari Deli, pembangunan gedung dan asrama pelajar kedokteran dapat diselesaikan pada bulan September 1901.


Tanggal 1 Maret 1902 gedung tersebut secara resmi digunakan untuk pendidikan kedokteran dan asrama yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang dibutuhkan oleh penghuninya. Gedung baru tersebut menjadi tempat belajar dan tempat tinggal yang menyenangkan, karena lingkungan sekitar gedung sangat asri. Halaman gedung dipenuhi hamparan rumput diselingi dengan taman-taman yang indah.


Pemanfaatan gedung baru menandai terjadinya perubahan dalam sistem pendidikan kedokteran di Hindia Belanda, Sekolah Dokter Jawa diganti menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Dokter Bumiputra dengan masa pendidikan 9 tahun. Kurikulum pendidikan di STOVIA disesuaikan dengan School Voor Officieren van gezondeid di Utrech, sehingga lulusan STOVIA diharapkan sama dengan lulusan sekolah serupa di Eropa.


Pelajar STOVIA yang sudah menyelesaikan pendidikannya mendapatkan gelar Inlandsch Arts atau dokter Bumiputra. Mereka diangkat menjadi pegawai pemerintah dan ditempatkan di daerah-daerah terpencil untuk mengatasi berbagai macam penyakit menular. Dokter-dokter muda ini akan dibekali dengan tas kulit yang berisi alat-alat kedokteran dan uang saku untuk perjalanan menuju lokasi tugas.


Tanah yang digunakan untuk membangun gedung STOVIA berbentuk persegi panjang yang tidak sempurna. Bangunan di bagian timur dimanfaatkan untuk kantor direktur, kantor dewan pengajar, tata usaha, poliklinik dan ruang kelas. Bangunan di bagian utara, barat dan selatan dimanfaatkan sebagai asrama yang dilengkapi dengan kamar mandi. Pada bagian tengah halaman terdapat tiga bangunan yang dimanfaatkan untuk praktek fisika dan kimia, kegiatan senam (gymnastic) dan ruang rekreasi.


STOVIA menjadi lembaga pendidikan pertama yang menjadi tempat berkumpulnya para pelajar dari berbagai wilayah, karena pemerintah memberi kesempatan yang sama untuk menjadi pelajar STOVIA kepada semua anak bumi putera yang memenuhi syarat. Pelajar STOVIA umumnya memiliki kecerdasan yang cukup tinggi, karena persyaratan untuk masuk menjadi pelajar STOVIA harus melalui proses yang sangat ketat dan selektif.


Anak-anak yang sudah diterima menjadi pelajar STOVIA harus tinggal dalam asrama yang dipimpin oleh seorang pengawas Indo-Belanda yang disebut dengan suppoost. Interaksi yang terjadi dalam kehidupan asrama STOVIA menjadi media untuk mempelajari adat istadat suku bangsa lain, sehingga tercipta suasana saling memahami akan perbedaan kehidupan sosial dan kebudayaan. Rasa persaudaraan antar penghuni asrama sudah mulai lahir, mereka sudah tidak lagi memperdulikan perbedaan etnis, budaya atau agama.


Seiring dengan perkembangan zaman gedung STOVIA dianggap tidak representatif lagi untuk dijadikan sebagai tempat pendidikan dokter, karena itu pemerintah Hindia Belanda membangun gedung baru di Salemba yang bernama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (sekarang menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Gedung tersebut menjadi tempat pendidikan kedokteran merangkap rumah sakit, peralatan kedokteran yang ada didalamnya sama dengan yang ada di Eropa.


Mulai bulan Juli 1920 kegiatan pendidikan STOVIA pindah ke gedung baru di Salemba, ruang-ruang kelas yang ada dimanfaatkan sebagai tempat belajar Sekolah Asisten Apoteker. Pelajar STOVIA diberikan kebebasan untuk memilih tempat tinggal di asrama STOVIA atau kos di rumah penduduk yang ada di daerah sekitar Salemba.


Tahun 1926 gedung STOVIA tidak lagi dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, semua aktifitas pendidikan kedokteran dipindahkan ke Salemba termasuk asrama para pelajarnya. Pemerintah kolonial HINDIA Belanda kemudian memanfaatkan gedung STOVIA sebagai tempat pendidikan sekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang berarti pendidikan dasar lebih luas atau setara dengan SMP dimasa sekarang.
HTMLText_29EE1467_321C_52D0_41C2_8E87E918459C.html =
Pelajar STOVIA mendeklarasikan berdirinya organisasi modern pertama Boedi Oetomo.
HTMLText_29EE2467_321C_52D0_41BE_B34FFBE9A654.html =
Dokter Wahidin Soedirohoesodo mengadakan ceramah tentang Studie Founds (beasiswa) dihadapan pelajar STOVIA.
HTMLText_29EE2467_321C_52D0_41BF_CEF6B9CBBCE8.html =
TENTANG MUSEUM


Selamat datang di Museum Kebangkitan Nasional. Media ini sebagai sarana publikasi untuk memberikan informasi dan gambaran Museum Kebangkitan Nasional dalam melaksanakan pelayanan disektor pendidikan, sejarah dan kebudayaan.


Museum Kebangkitan Nasional sebagai pelestari budaya bangsa mempunyai misi melestarikan warisan budaya bangsa sebagai usaha mempertebal jati diri bangsa. Gedung museum dibangun pada tahun 1898, digunakan sebagai tempat pendidikan STOVIA (School Tot Opleding Van Inlandsche Artsen) - Sekolah Kedokteran Bagi Bumi Putera, sekaligus asrama.


Mengingat di gedung ini pernah terjadi peristiwa-peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia, maka gedung ini dijadikan sebagai museum dengan nama Museum Kebangkitan Nasional. Melalui media ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya sekaligus memperoleh gambaran tentang Museum Kebangkitan Nasional dengan jelas dan benar.
HTMLText_29EE5467_321C_52D0_41BC_DF2F3DC4DC13.html =
Gedung STOVIA mulai dipugar oleh pemerintah DKI Jakarta.
HTMLText_29EE7467_321C_52D0_41B4_B1AFD092E395.html =
Pelajar STOVIA mendirikan organisasi kepemudaan pertama Tri Koro Dharmo.
HTMLText_29EE8467_321C_52D0_419E_774B43A9DDEF.html =
Dokter Wahidin Soedirohoesodo mengadakan ceramah tentang Studie Founds (beasiswa) dihadapan pelajar STOVIA.
HTMLText_29EE9467_321C_52D0_41C8_B105B5F8B506.html =
PERISTIWA BERSEJARAH
HTMLText_29EEB467_321C_52D0_41C4_90B390B90E86.html =
Presiden Soeharto meresmikan pemanfaatan Gedung Kebangkitan Nasional.
HTMLText_29EEC467_321C_52D0_41B5_A037CA3DB757.html =
Dokter Wahidin Soedirohoesodo mengadakan ceramah tentang Studie Founds (beasiswa) dihadapan pelajar STOVIA.
HTMLText_29EF0467_321C_52D0_41B2_835439FFCA83.html =
Pelajar STOVIA mendirikan organisasi kepemudaan pertama Tri Koro Dharmo.
HTMLText_29EF2467_321C_52D0_41BC_A461F78F4CE3.html =
Pelajar STOVIA mendeklarasikan berdirinya organisasi modern pertama Boedi Oetomo.
HTMLText_29EF5467_321C_52D0_41C1_ECC2191A14C2.html =
Presiden Soeharto meresmikan pemanfaatan Gedung Kebangkitan Nasional.
HTMLText_29EF5467_321C_52D0_41C7_94FD8BAA70B8.html =
MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL
HTMLText_29EF6467_321C_52D0_41AF_907BD96EC182.html =
Gedung STOVIA mulai dipugar oleh pemerintah DKI Jakarta.
HTMLText_29EFB467_321C_52D0_419E_67B41DDC3369.html =
PERISTIWA BERSEJARAH


Bulan Desember 1907
Dokter Wahidin Soedirohoesodo mengadakan ceramah tentang Studie Founds (beasiswa) dihadapan pelajar STOVIA.


20 Mei 1908
Pelajar STOVIA mendeklarasikan berdirinya organisasi modern pertama Boedi Oetomo.


7 Maret 1915
Pelajar STOVIA mendirikan organisasi kepemudaan pertama Tri Koro Dharmo.


6 April 1973
Gedung STOVIA mulai dipugar oleh pemerintah DKI Jakarta.


20 Mei 1974
Presiden Soeharto meresmikan pemanfaatan Gedung Kebangkitan Nasional.


12 Desember 1983
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan bangunan bersejarah Gedung Kebangkitan Nasional sebagai Cagar Budaya.


7 Februari 1984
Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan sebuah museum di dalam Gedung Kebangkitan Nasional dengan nama Museum Kebangkitan Nasional.


13 Desember 2001
Museum Kebangkitan Nasional menjadi Unit Pelaksana Teknis di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.


2012 sampai sekarang
Museum Kebangkitan Nasional menjadi Unit Pelaksana Teknis di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
HTMLText_29EFC467_321C_52D0_41BF_2623CFE1C04D.html =
Presiden Soeharto meresmikan pemanfaatan Gedung Kebangkitan Nasional.
HTMLText_29EFE467_321C_52D0_41B8_BD4961F7DDA1.html =
Gedung STOVIA mulai dipugar oleh pemerintah DKI Jakarta.
HTMLText_3E0C9AED_2D65_428B_41C5_282D76DDA8A2.html =
RUANG DIORAMA
HTMLText_81DB2FA5_B9E7_99D2_41E1_0668F2C9B34A.html =
RUANG 01
Ruang Pengajar STOVIA


Pengajar STOVIA berjumlah 12 orang yang biasanya dibantu oleh asisten pengajar yang berasal dari lulusan pelajar STOVIA terbaik. Setiap tahun, pengajar STOVIA mengalami perubahan karena ada yang mendapatkan hak cuti untuk pulang ke Belanda. Pengajar STOVIA akan menempati ruang pengajar pada saat menjelang kegiatan pembelajaran, saat istirahat sekolah, dan seusai kegiatan pembelajaran.
HTMLText_8943C779_BCB9_BA50_41DB_07EFCC03DE8C.html =
RUANG 05
Ruang Pengobatan Tradisional


Masyarakat nusantara telah mengenal pengobatan tradisional sejak lama. Pengetahuan tersebut langsung diwariskan secara turun-menurun dari generasi ke generasi. Masyarakat tradisional mempercayai hal yang bersifat mistis atau supranatural sebagai penyebab datangnya suatu penyakit yang prosesnya penyembuhanya melalui bantuan dari dukun atau orang yang dianggap mempunyai kemampuan menyembuhan. Dukun memiliki kedudukan terhormat di masyarakat, karena berperan penting dalam upacara ritual masyarakat.


Beragamnya penyakit pada masyarakat tradisional melahirkan beragam profesi dukun sesuai dengan kemampuannya dalam menyembuhkan penyakit. Misalnya dukun bayi, dukun urut, dukun sunat dan sebagainya, masyarakat di nusantara juga mengenal pengobatan tradisional yang bersifat herbal, dengan menggunakan racikan tanaman-tanaman tertentu yang di percaya dapat menyembuhkan penyakit. Pengetahuan tentang khasiat dan cara pembuatan obat tradisional ini didapatkan secara turun-temurun, relief pada dinding candi Borobudur. Prambanan, dan Panataran merupakan salah satu bukti pemanfaatan tanaman sebagai obat. Racikan obat herbal di Indonesia dikenal dengan nama jamu.


HTMLText_8944BC36_BCB9_ADD0_41D3_356FE61A96B6.html =
RUANG 10
Ruang Asrama STOVIA


Pada 1 Maret 1902 kegiatan pendidikan kedokteran pindah ke gedung School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra. Gedung STOVIA dirancang untuk memenuhi semua kebutuhan para pelajar, sehingga dilengkapi dengan beragam fasilitas pendukung kegiatan pendidikan.


Pelajar STOVIA harus tinggal dalam asrama yang memiliki peraturan sangat ketat, semua penghuni dituntut untuk hidup disiplin dan tanggung jawab. Aktivitas para pelajar diawasi oleh pengawas asrama yang dipanggil suppoost, yang setiap malam keliling asrama untuk memeriksa kondisi ruangan dan penghuninya.
HTMLText_894C1699_BCB9_BAD0_41DE_08C455315374.html =
RUANG 14
Ruang Kelas STOVIA


Pada 1 Maret 1902 Sekolah Dokter Djawa diganti menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra. Kurikulum pendidikan STOVIA disamakan dengan kurikulum yang berlaku di Eropa, karena itu syarat utama untuk masuknya harus lulus dari Sekolah Rendah Eropa (Eurepesche Lagere School) dan lulus ujian berhitung.


Pelajar STOVIA harus menguasai Bahasa Belanda, karena menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran dan bahasa komunikasi di asrama. Kegiatan belajar dimulai pada jam 07:00 – 12:30, berlangsung selama 50 menit untuk setiap mata pelajaran. Setiap pergantian waktu belajar, disediakan waktu istirahat 10 menit. Belajar bersama di bawah pengawasan guru pendamping dalam ruang kelas dilaksanakan pada jam 20:00 – 22:00 untuk mendiskusikan materi pelajaran yang belum dipahami.


Ujian dilakukan secara lisan dan tertulis. Nilai di bawah 5 menyebabkan tidak bisa naik tingkat. Pelajaran tingkat I dan II – IX yang mendapatkan nilai merah hanya diberikan kesempatan satu kali mengulang kelas yang sama. Peraturan ini menyebabkan jumlah pelajar di masing – masing kelas jumlahnya akan terus menurun.


HTMLText_89535BDD_BCB9_6A50_41E4_17AA271C9357.html =
RUANG 16
Ruang Ekspedisi Rempah Bangsa Eropa


Rempah – rempah menjadi salah satu kekayaan hayati yang mampu mengundang pedagangan Eropa datang ke Nusantara. Mereka berusaha mendapatkan rempah – rempah dari tempat asalnya karena harga belinya jauh lebih murah dibandingkan harga di pasar Eropa. Keuntungan besar dalam perdagangan rempah – rempah, mendorong perdagangan Belanda melakukan monopoli perdagangan rempah – rempah, yang pada akhirnya beralih ingin menguasai wilayah penghasil rempah – rempah.
HTMLText_89554146_BCB9_57B0_41A0_41F86823BBFC.html =
RUANG 15
Ruang Indonesia Kaya


Secara geografis dan geologis, Indonesia memiliki kedudukan istimewa, sehingga dianugrahi kekayaan hayati dan non hayati berlimpah. Kedudukan Istimewa Indonesia menjadikannya sebagai wilayah terbuka, sehingga gotong royong, sopan, ramah, dan toleran, menjadi kebiasaan hidup masyarakat. Kekayaan tersebut tidak di miliki oleh Negara lain, karena hanya ada di indonesia.
HTMLText_896A964F_BCB9_5DB0_41C5_8938BB1AE6CA.html =
RUANG 04
Ruang Media Belajar STOVIA


Pembelajaran di STOVIA lebih menekankan praktek sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang memudahkan simulasi dalam pembelajaran. Media pembelajaran ditempatkan dalam ruang tersendiri yang akan diambil oleh para pengajar pada saat akan memasuki ruang pembelajaran.
HTMLText_897386C3_BCB9_FAB0_41C9_98EDC6BF5C54.html =
RUANG 08
Ruang Lulusan STOVIA


Lulusan STOVIA memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Hindia Belanda. Kerja keras yang dilandasi rasa ikhlas menjadi etos kerja yang melekat dalam diri mereka, sehingga praktek pengobatan yang dilakukan tidak menetapkan tarif biaya dan tidak membebankan pasien. Para dokter lulusan STOVIA ini bukan hanya berjasa bagi dunia kesehatan saja, tetapi juga sangat berpengaruh pada masa kebangkitan nasional.
HTMLText_8977AC02_BCB9_EDB3_41CE_4A9FBC19A717.html =
RUANG 07
Ruang STOVIA


Pemerintah Hindia Belanda mendirikan School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) sebagai pengganti Sekolah Dokter Djawa. Proses Seleksi untuk menjadi pelajar STOVIA dilakukan secara ketat, sehingga sekolah ini menjadi tempat berkumpulnya pelajar bumiputra yang cerdas. Mereka tidak hanya belajar ilmu kedokteran, tetapi ilmu budaya dan ilmu politik dipelajari juga. Hal inilah yang menjadikan pelajar STOVIA memiliki kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
HTMLText_89788145_BCB9_D7B1_41D8_49ACDD7F322A.html =
RUANG 09
Ruang Memorial Boedi Oetomo


Ruang Memorial Boedi Oetomo menjadi saksi dari peristiwa terbentuknya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Berikut ini cerita Goenawan Mangoenkoesoemo tentang peristiwa tersebut. "Tepat pukul 9 pagi semua sudah berkumpul. Pemuda Soetomo mulai bicara dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan pagi itu. Beliau mengemukakan gagasan dan cita-citanya secara singkat, terang dan jelas. Selesai Soetomo bicara, reaksi dari peserta hebat sekali. Semua tepuk tangan gegap gempita, tanda setuju sepenuhnya. Gagasan Soetomo dan teman-teman berhasil. Didirikanlah saat itu juga perkumpulan Boedi Oetomo, organisasi modern pertama dalam sejarah bangsa Indonesia dengan ketua Soetomo."
HTMLText_897F41EC_BCB9_D670_41D5_1FDFF5167297.html =
RUANG 06
Ruang Sekolah Dokter Djawa


Pemerintah Hindia Belanda membuka Sekolah Dokter Djawa di Rumah Sakit Militer Wetevreden. Tujuan pendirian sekolah ini adalah untuk mendapatkan tenaga medis bumiputra guna mengatasi wabah penyakit di Pulau Jawa. Pelajar sekolah ini awalnya hanya berasal dari Suku Jawa karena lokasi sekolah berada di Pulau Jawa. Kemampuan anak-anak di Pulau Jawa dalam membaca, menulis, dan berhitung menjadi pertimbangan utama mereka diterima di sekolah ini.
HTMLText_898515B8_BCB8_FED0_41C4_E82CA890FD20.html =
RUANG D
Ruang Laboratorium STOVIA


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.
HTMLText_8993B8A6_BCB8_D6F3_41E0_F16BD4280369.html =
RUANG 22
Ruang Kebangkitan Teknologi


Proklamasi Kemerdekaan bukan akhir dari perjuangan, namun awal dari usaha untuk mewujudkan tatanan masyarakat baru yang adil, makmur dan sejahtera. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan melaksanakan pembangunan dalam semua aspek kehidupan.


Meningkatkan penggunaan teknologi dalam pembangunan menjadi salah satu cara untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Hasilnya negara bisa melakukan swasembada pangan dan membuat pesawat terbang.
HTMLText_89976459_BCB9_7E50_41CB_B5AC04AA9647.html =
RUANG 02
Ruang Direktur STOVIA


Direktur STOVIA menempati ruang tersendiri terpisah dari ruang pengajar, karena harus menerima tamu-tamu dari pemerintah untuk membahas permasalahan-permasalahan terkait dengan pembelajaran di STOVIA. Salah satu Direktur STOVIA yang berperan membela R. Soetomo setelah Boedi Oetomo berdiri adalah Dr. H. F. Roll. yang menjabat pada 1901 - 1908.
HTMLText_89A26F67_BCB9_6A70_41E5_10F41F2B3FCA.html =
RUANG 18
Ruang Bangkitnya Pendidikan Bumiputra


Kebijakan politik etis pemerintahan Hindia Belanda dalam bentuk irigasi, emigrasi,dan edukasi, pada pratiknya diarahkan untuk mendatangkan keuntungan bagi pemerintah semata. Hanya kebijakan dalam bidang edukasi yang membawa dampak positif, karena anak bumiputra diizinkan belajar disekolah pemerintahan. Pendidikan masa penjajahan yang bercorak diskriminatif, mendorong tokoh-tokoh pergerakan mendirikan lembaga pendidikan. Anak bumiputra yang berhasil menyelesaikan pendidikannya, akan menjadi priyayi baru, yaitu kelompok terdidik yang diangkat menjadi pegawai pemerintahan.
HTMLText_89A5A555_BCB9_7E50_41CF_3C29B5871C1E.html =
RUANG 17
Ruang Gemuruh Perlawanan Lokal


Monopoli perdagangan rempah dan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda, menimbulkan penderitaan di seluruh Nusantara. Kemiskinan, kelaparan, dan kematian menjadi pemandangan yang bisa terlihat. Kondisi tersebut mendorong rakyat untuk berjuang membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Para pejuang dengan ikhlas mengorbankan harta dan nyawa demi terwujudnya kemerdekaan bangsa.
HTMLText_89B12381_BCB8_BAB0_41A1_A9CFA000CF38.html =
RUANG 20
Ruang Bangkitnya Perlawanan Pemikiran


Boedi Oetomo menjadi pelopor lahirnya perkumpulan pada masa pergerakan nasional, seperti serekat islam, Indische partij, Muhammadiah, Tri Koro Dharmo, Nahdlatul Utama, dan Partai Nasional Indonesia. Perkumpulan tersebut memiliki ideologi yang berbeda, tapi tujuan perjuangannya sama, yaitu mencapai indonesia merdeka. Perlawanan terhadap kebijakan pemerintahan Hindia Belanda yang merugikan rakyat, dilakukan dengan menulis kritik di media masa dan melakukan aksi masa. Perjuangan melalui pemikiran mampu menggetarkan sendi-sendi pemerintahan yang sudah mapan karena dilakukan secara berkesimbungan sehingga memiliki dampak yang luas.
HTMLText_89B5E97C_BCB9_5650_41E3_DEA5D96E553E.html =
RUANG 19
Ruang Pelopor Kebangkitan Nasional


Pada 20 Mei 1908 pelajar STOVIA mendirikan perkumpulan Boedi Oetomo dengan ketua Soetomo. Perkumpulan ini mendapatkan dukungan dari pelajar lainnyan, sehingga pada akhir 1909 memiliki 40 cabang dengan 10.000 anggota. Perkumpulan Boedi Otomo mengubah bentuk perjuangan dalam melawan penjajahan, dari mengandalkan kekuatan fisik diganti dengan perjuangan mengunakan pemikiran. Perjuangan perkumpulan Boedi Oetomo menginspirasi tokoh-tokoh pergerakan lainnya, untuk mendirikan perkumpulan sebagai wadah perjuangan untuk melawan penjajahan.
HTMLText_89BBED2B_BCB8_AFF0_41E0_D75A440E2F7C.html =
RUANG 21
Ruang Kebangkitan Kebudayaan


Priyayi baru menjadi pelopor lahirnya pemikiran cita-citake-Indonesiaan yaitu terwujud tatanan masnyarakat baru yang lepas dari belenggu penjajahan. Usaha tersebut diawali dengan kongres memajukan kebudayaan jawa pada 1918, kemudian dilanjut kan dengan kongres pemuada pada 1928. Rumusan cita-cita ke-indonesiaan terus menjadi tema perdebatan para intelektual tanah air, yang dikenal dengan polemik kebudayaan. Kebangkitan budaya penting diwujudkan karena menjadi salah satu dasar dalam mewujudkan tatanan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.
### Label Label_135A7C9F_2BA9_22DD_41A7_3AFE2A38975E.text = Home Label_135B0C9A_2BA9_22A7_41A9_7DE57F0AD54A.text = Ruang 01 Label_135B8C9F_2BA9_22DD_41C1_120739F3345C.text = Ruang Pengajar STOVIA Label_135BDC9F_2BA9_22DD_41B4_277F95D5BB98.text = ↩ Label_29E90467_321C_52D0_4198_4AC08EDEEAFF.text = 7 Maret 1915 Label_29E92467_321C_52D0_41BA_C81EDA2084C7.text = 20 Mei 1908 Label_29E96467_321C_52D0_41C1_9B458B946F16.text = 6 April 1973 Label_29ECD467_321C_52D0_41BE_A69A58357A43.text = Property Photography (360) Label_29EE3467_321C_52D0_41A1_57801E706F7D.text = Property Photography (360) Label_29EE4467_321C_52D0_41B1_1AA7EE407E8D.text = Interactive Virtual Tour Label_29EE5467_321C_52D0_41B0_BF00786D07CA.text = Property Photography (Regular) Label_29EE6467_321C_52D0_41C7_0F1483F0E94F.text = Property Videography (360) Label_29EEA467_321C_52D0_41C5_C10320018D6E.text = 20 Mei 1974 Label_29EEF467_321C_52D0_4159_A04D0250FE1E.text = Desember 1907 Label_29EF1467_321C_52D0_41BB_EE1178E05529.text = Interactive Virtual Tour Label_29EF3467_321C_52D0_41BE_B96A96E60694.text = Property Videography (360) Label_29EF4467_321C_52D0_41C8_F29926D766D7.text = 20 Mei 1974 Label_29EF8467_321C_52D0_41A8_D6CB92A44C4C.text = Tentang Museum Label_29EFC467_321C_52D0_41AD_1DDDCC3939C7.text = Direktori Museum Label_29EFE467_321C_52D0_41BE_2C25E531196D.text = Sejarah Museum Label_29EFF467_321C_52D0_41B7_0908F568293A.text = 20 Mei 1974 Label_29EFF467_321C_52D0_41C4_1F40140E5D5B.text = Property Photography (Regular) Label_29EFF467_321C_52D0_41C5_14B70A3AF644.text = Peristiwa Bersejarah Label_3E19AADE_2D65_4289_41AD_8BE461BCA262.text = Ruang Pengajar STOVIA Label_3E1E3ADE_2D65_4289_41C6_003617A25B40.text = Home Label_3E1E6ADE_2D65_4289_41C3_B78D8F938B97.text = ↩ Label_3E1EFADE_2D65_4289_41B2_84C6AB85671F.text = Ruang Diorama Label_5FFCB2D0_3BAA_9BF2_4198_121F852F677A.text = Lokasi Museum Label_81D51FA5_B9E7_99D2_41E1_BCAD1A76234C.text = Home Label_81D68FA5_B9E7_99D2_41D8_16DCECEF2C50.text = ↩ Label_81D6DFA5_B9E7_99D2_41AD_18B5A455374F.text = Ruang Pengajar STOVIA Label_81D6DFA5_B9E7_99D2_41E3_5A985FF57869.text = Ruang 01 Label_89412779_BCB9_BA50_41E5_6E48FA96B48A.text = Ruang 05 Label_89415779_BCB9_BA50_41BF_8626B7EB9400.text = ↩ Label_89419779_BCB9_BA50_41B1_E63D7772C8F7.text = Home Label_8941D779_BCB9_BA50_41D5_F6B60DC8A7E4.text = Ruang Pengobatan Tradisional Label_8942268A_BCB9_BAB3_41DE_9259D1F2D497.text = Ruang Kelas STOVIA Label_8942668A_BCB9_BAB3_41E5_550E85F298CB.text = Home Label_8943A68A_BCB9_BAB3_41E1_512CD320F82D.text = ↩ Label_8943F68A_BCB9_BAB3_41CD_D7919776A769.text = Ruang 14 Label_89486146_BCB9_57B0_41E3_8DA360B43F36.text = Ruang 15 Label_894B3146_BCB9_57B0_41DC_76EEE571731A.text = Ruang Indonesia Kaya Label_894BB146_BCB9_57B0_41E7_638EE97CDDDC.text = ↩ Label_894BF146_BCB9_57B0_41D7_78267B717FDE.text = Home Label_89510BDD_BCB9_6A50_41C2_11EA1CEFF10B.text = Home Label_89514BDD_BCB9_6A50_41E6_EA5732AAA8BE.text = Ruang Ekspedisi Rempah Bangsa Eropa Label_8951CBDD_BCB9_6A50_41E1_427A4119FE58.text = ↩ Label_89567BDD_BCB9_6A50_41B1_934E8E984423.text = Ruang 16 Label_8958354F_BCB9_7FB0_41E2_E0BBE6CDD07A.text = ↩ Label_8958754F_BCB9_7FB0_41D6_3AC00EB2DEF4.text = Home Label_8958C54E_BCB9_7FB0_41D9_5801B6272E04.text = Ruang 17 Label_895BB550_BCB9_7E50_41C6_E1C3A007B774.text = Ruang Gemuruh Perlawanan Lokal Label_8968063F_BCB9_5DD0_41C4_9F65D586E7CF.text = ↩ Label_8968463F_BCB9_5DD0_41CA_B5194B7ED780.text = Home Label_8968563F_BCB9_5DD0_41D0_6F9B7B77050E.text = Ruang Media Belajar STOVIA Label_8969F63F_BCB9_5DD0_41DC_AE7D36CD2C22.text = Ruang 04 Label_897116B4_BCB9_FAD7_41D3_9B9495995959.text = ↩ Label_897196B4_BCB9_FAD7_419B_32D0341D7948.text = Ruang Lulusan STOVIA Label_8971D6B4_BCB9_FAD7_41BF_9B4CA519CA55.text = Home Label_897231DD_BCB9_D650_41DD_FCEBD025D788.text = ↩ Label_897261DD_BCB9_D650_41CC_23781F333EA7.text = Ruang 06 Label_897281DD_BCB9_D650_41DB_DC63165978BB.text = Ruang Sekolah Dokter Djawa Label_8972F1DD_BCB9_D650_41D2_D9BC80070CC7.text = Home Label_89751BF2_BCB9_EA50_41E5_47A739758288.text = ↩ Label_89754BF2_BCB9_EA50_41C7_C08DAB9370AC.text = Ruang 07 Label_89759BF2_BCB9_EA50_41E5_BC241F00EF5C.text = Ruang STOVIA Label_8975DBF2_BCB9_EA50_41E4_B2D41FC6FB10.text = Home Label_8976A6B4_BCB9_FAD7_41E6_0DD8E9BAD0DC.text = Ruang 08 Label_897A2C36_BCB9_ADD0_41E0_E53E60E96C72.text = ↩ Label_897AEC36_BCB9_ADD0_41C9_FEDEA6D6E28D.text = Home Label_897AFC36_BCB9_ADD0_41D1_4EBA9B7818EB.text = Ruang Asrama STOVIA Label_897B9C26_BCB9_ADF0_41DB_BF816898324C.text = Ruang 10 Label_897E3145_BCB9_D7B1_41E7_2BD2C1A11C22.text = ↩ Label_897E6145_BCB9_D7B1_41C4_134E08D02F22.text = Ruang 09 Label_897EB145_BCB9_D7B1_41D8_1BF7F93FB372.text = Ruang Memorial Boedi Oetomo Label_897EF145_BCB9_D7B1_41E1_95EB8E0D1273.text = Home Label_898AA459_BCB9_7E50_41E5_DDBFDEB18481.text = Ruang 02 Label_898AE459_BCB9_7E50_41D8_CA6D24EA6D9E.text = Home Label_898AF459_BCB9_7E50_41C3_B641D708A4A2.text = ↩ Label_8991E8A6_BCB8_D6F3_41C7_17BEC582C55E.text = Home Label_8991F8A6_BCB8_D6F3_41BA_324F4A99E5E7.text = Ruang Kebangkitan Teknologi Label_89952459_BCB9_7E50_41B9_4F319E868CFF.text = Ruang Direktur STOVIA Label_89962896_BCB8_D6D0_41B4_6A0EE5A969C3.text = ↩ Label_89965896_BCB8_D6D0_41E4_729B679FA41B.text = Ruang 22 Label_89A03F58_BCB9_6A4F_41DB_E65DF8D23D44.text = Home Label_89A07F67_BCB9_6A70_41CC_F1ADF5247F0B.text = Ruang Bangkitnya Pendidikan Bumiputra Label_89A08F58_BCB9_6A50_41D3_E0F7849C4319.text = Ruang 18 Label_89A0FF58_BCB9_6A50_41E5_8DE4D7578B46.text = ↩ Label_89A8197C_BCB9_5650_41B0_5C53651B8A1D.text = ↩ Label_89A8597C_BCB9_5650_41CA_2938BB7E4CAF.text = Home Label_89A8C97C_BCB9_5650_41E1_97E972B393FA.text = Ruang 19 Label_89AB997C_BCB9_5650_41DD_F4D605AA2803.text = Ruang Pelopor Kebangkitan Nasional Label_89B40381_BCB8_BAB0_41C8_EED4DB5BD8CB.text = Ruang 20 Label_89B7B381_BCB8_BAB0_419C_A91D9F3238BD.text = ↩ Label_89B7E381_BCB8_BAB0_41CD_A7CE875C6F4C.text = Ruang Bangkitnya Perlawanan Pemikiran Label_89B7F381_BCB8_BAB0_41D7_2B76B85AD93C.text = Home Label_89B835B8_BCB8_FED0_41CB_7B68D7656DB5.text = Ruang D Label_89B9BD2B_BCB8_AFF0_41B9_A56E5C672669.text = Home Label_89B9FD2B_BCB8_AFF0_41E6_3D0C307586F7.text = Ruang Kebangkitan Kebudayaan Label_89BB55B8_BCB8_FED0_41B2_0E0400464CFB.text = Ruang Laboratorium STOVIA Label_89BBA5B8_BCB8_FED0_41E5_ABEEEC45CDF1.text = Home Label_89BBE5B8_BCB8_FED0_41A3_DED46A4DD183.text = ↩ Label_89BE7D2B_BCB8_AFF0_41AC_1D87D4D89636.text = ↩ Label_89BECD2B_BCB8_AFF0_41DC_81E2D7405898.text = Ruang 21 ### Tooltip Container_599CE20B_3BA9_BA57_41C8_40AE8D2FAD21.toolTip = https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3966.6442917607615!2d106.83590531430984!3d-6.178346662259522!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2e69f434569482cb%3A0xf63185f968d128ab!2sMuseum%20Kebangkitan%20Nasional!5e0!3m2!1sen!2sid!4v1581525982168!5m2!1sen!2sid" width="600" height="450" frameborder="0" style="border:0;" allowfullscreen= IconButton_7D3DDAD3_385E_ABF7_41A7_326ECAF8FF63.toolTip = SETTINGS IconButton_7D3DEAD3_385E_ABF7_419C_8C21138B887D.toolTip = GYROSCOPE IconButton_7D3DFAD3_385E_ABF7_41B6_B2EF23477466.toolTip = FULL SCREEN IconButton_7D3E0AD3_385E_ABF7_41CC_143A01189B22.toolTip = HOTSPOT VISIBILITY IconButton_7D3E1AD3_385E_ABF7_41CC_805926F4DC02.toolTip = CARDBOARD Image_13567CC7_2BA9_22AD_41C3_6C43AF085B7C.toolTip = BERANDA Image_1357ACC7_2BA9_22AD_41B0_F445AB894974.toolTip = DIREKTORI MUSEUM Image_85A7525E_B92E_8B6E_41B8_0D208F3C442C.toolTip = INFORMASI Image_8941F779_BCB9_BA50_41E0_C1714EE24B07.toolTip = INFORMASI Image_8942468A_BCB9_BAB3_41C5_F74AA0B4ECBE.toolTip = INFORMASI Image_894B1146_BCB9_57B0_41E6_CF3CA3E8244F.toolTip = INFORMASI Image_89512BDD_BCB9_6A50_41CF_9BE63F82085A.toolTip = INFORMASI Image_895B9551_BCB9_7E50_41E1_8DC3685B2162.toolTip = INFORMASI Image_8968963F_BCB9_5DD0_41AC_4BCE06ECCA85.toolTip = INFORMASI Image_8971F6B4_BCB9_FAD7_41E4_4B48DE256909.toolTip = INFORMASI Image_8975FBF2_BCB9_EA50_41D6_EE560F076DF0.toolTip = INFORMASI Image_897ABC36_BCB9_ADD0_41E1_2211CE6A942E.toolTip = INFORMASI Image_897D41DD_BCB9_D650_41BD_26091D8F999C.toolTip = INFORMASI Image_897ED145_BCB9_D7B1_41DF_039C866FFE0B.toolTip = INFORMASI Image_8991B8A6_BCB8_D6F3_41C5_2474097EC11E.toolTip = INFORMASI Image_89956459_BCB9_7E50_4198_5D36D22D94BA.toolTip = INFORMASI Image_89A05F67_BCB9_6A70_41E7_13F0C4B8CD82.toolTip = INFORMASI Image_89ABB97C_BCB9_5650_41DD_41E791F06F52.toolTip = INFORMASI Image_89B72381_BCB8_BAB0_4183_75036A4B05A1.toolTip = INFORMASI Image_89B99D2B_BCB8_AFF0_41E6_81D2E8D0B5B8.toolTip = INFORMASI ## Media ### Title panorama_1E30373C_044A_41F7_4178_23CB4755CA96.label = R10-2 panorama_1E4AC48D_0449_BA18_418A_E8114ECD3896.label = RLab-6 panorama_1E50C2FA_044A_5FF8_4166_E60A86CE32B4.label = RLab-5 panorama_1E529D54_044A_CA08_417A_49D5ABA02EA6.label = RLab-2 panorama_1E55704F_044A_5A18_4182_CC6DF7B13903.label = RLab-3 panorama_1E5601C4_044A_7A08_418D_4F0852611126.label = RLab-4 panorama_1F343EC7_044E_4608_4127_61DD6B392570.label = R10-1 panorama_1F483550_044A_41B0_4190_4CBFFABBE528.label = R10-5 panorama_1F53C7BA_044B_C0F3_4166_6B49F251A2AA.label = R10-4 panorama_1F5F3D4F_044A_4190_4190_86CF6CFAFEA2.label = R10-3 panorama_1F600623_044A_C608_4190_0FDD167F9DC9.label = RLab-1 panorama_292F9A2E_0784_46D6_4150_6B2A3F8C0348.label = R14-4 panorama_2C8BF6B1_2014_7FEE_41A8_87499F63B104.label = lensa360---L02 panorama_2CA0438A_2014_35B3_4194_C3B34826719A.label = lensa360---L14 panorama_2CA07FC7_2014_2DB1_41A1_3D96D2F33B6F.label = lensa360---L17 panorama_2CA0BD14_2014_32D7_41B3_F9A6B86FCFC4.label = lensa360---L06 panorama_2CA24A0A_2014_16B2_4191_168F907CAF62.label = lensa360---L04 panorama_2CA2AB55_2017_F551_41BF_DD77B0E88465.label = lensa360---L16 panorama_2CA30361_2014_1571_41B4_92AC803606EB.label = lensa360---L18 panorama_2CA31899_2014_13DE_41BC_AF73939E6AE6.label = lensa360---L15 panorama_2CA48B8B_2014_15B1_4198_E960ADABA0CF.label = lensa360---LLab-1 panorama_2CA4BD85_2014_6DB6_4191_29EA485A50B7.label = lensa360---L09-10 panorama_2CA50A6A_2014_3773_4197_D9DE4ADC2760.label = lensa360---L08 panorama_2CA5439A_2014_F5D2_41A6_24B18B5BC2DF.label = lensa360---L07 panorama_2CA546D3_2014_1F51_419C_5B58D7A6D0C2.label = lensa360---L05 panorama_2CA6D3A4_2014_F5F7_41B1_96B56E54F1BB.label = lensa360---LLobi-2 panorama_2CAA009A_2014_13D2_41B0_035CFE789F26.label = lensa360---LLab-2 panorama_2CB4BFA0_2014_6DEF_41BD_07E7FD452395.label = lensa360---RX-2 panorama_2CB526AF_2014_1FF1_41BE_42E9CCEE8B03.label = lensa360---RX-4 panorama_2CB59431_2014_32D1_41BA_E75AE3BEFA0E.label = lensa360---RX-3 panorama_2CB840BE_2014_13D3_419F_BF1274CCECF0.label = lensa360---L10 panorama_2CB9B7C5_2014_7DB1_4163_08972935E484.label = lensa360---L22 panorama_2CBAE72C_2014_1EF7_418A_FC10C94DA1FE.label = lensa360---LLobi-3 panorama_2CBB2D51_2014_12AE_41B0_7F499A65609C.label = lensa360---RX-1 panorama_2CBE7A08_2014_36BE_41B2_41CB1F720925.label = lensa360---LXX panorama_2CC419AA_0687_C5D9_4190_16497073C025.label = R05-2 panorama_2DA37368_2014_157E_41B5_66B988C07CE0.label = lensa360---L01 panorama_2F1AF88C_0684_43D9_4194_D1C383BC40B4.label = R05-1 panorama_3ACDCA5F_2532_87BD_41B7_2F0294EC3482.label = R15 panorama_B509140A_B921_8ED6_41D3_E7232926C928.label = R02-1 panorama_B50A79D1_B921_F972_41D5_423CEEE3B3C5.label = R02-3 panorama_B50E27DF_B921_896D_41A4_1326E115887F.label = R02-2 panorama_C009CA67_F03E_6FDB_41EC_902A92C6A57B.label = R06-3 panorama_C1B93E90_CEF7_B99B_41C8_9419583718F4.label = R18-1 panorama_D0472780_F06E_2555_41D9_3D00D31BFE72.label = R18-3 panorama_DC7E6DF1_F03E_24B4_41E6_97A78CB15C36.label = R06-4 panorama_DF238490_F03E_FB75_41D4_E6CDFEC057B0.label = R06-2 panorama_DF52C3FD_F03E_7CAF_41DF_1697918E6BD3.label = R06-1 panorama_E0024DD5_EFF7_95EF_41BB_57FB43BAFED6.label = R16-1 panorama_E00308DA_EFF5_9BE5_41E3_531BD1A570EE.label = R17-1 panorama_E01BB536_EFF6_8AAC_41ED_94D7D4B75A2C.label = R16-3 panorama_E0288708_EFF2_9665_41E0_1D01D63E283B.label = R14-2 panorama_E03B4607_EFF5_B66C_41DB_70F62E665035.label = R14-3 panorama_E03BC3A9_EFF6_8DA7_41EA_9C3DE3463EE4.label = R16-2 panorama_E066BA8A_EFEF_9E64_41DD_A4701E341FDB.label = R07-4 panorama_E08079F6_EFEF_FDAC_41EC_C3C0CB41E94B.label = R08-1 panorama_E0812612_EFEE_F665_41D8_4BD6E8F13139.label = R07-2 panorama_E0817470_EFEF_8AA4_41E4_3EBCCC837BB8.label = R08-2 panorama_E0887DF2_EFD2_75A4_41E7_B14F03B7E564.label = R05-4 panorama_E0919530_EFEE_8AA4_41C1_D12E251B3A7E.label = R07-1 panorama_E092512C_EFEE_8ABD_41E0_9BA00A6C31E2.label = R08-3 panorama_E09E6FF0_EFEE_B5A5_41DB_B10A759CA4B1.label = R07-3 panorama_E0BF7C6F_EFEE_9ABB_41AF_7EA958BFAB1B.label = R09-1 panorama_E0E62949_EFED_9AE4_41EC_6A5DC0D2C1CF.label = R09-2 panorama_E0E6E9F1_EFF2_FDA7_41E5_4EF93E5F3C26.label = R17-4 panorama_E0ECE145_EFD5_8AEF_41E5_15E697BBDC11.label = R05-3 panorama_E119C6E7_EFF2_97AC_41C6_FD70D9F1F90C.label = R17-3 panorama_E1309482_EFF2_7B55_41D0_8B336B1614B9.label = R04-1 panorama_E13681A9_EFF2_FD57_41C7_90FA2972DC8C.label = R04-2 panorama_E13B474E_EFF2_F6FD_41DA_552380965259.label = R14-1 panorama_E15E1271_EFD2_8EA4_41E6_C994491E76FF.label = R01-2 panorama_E16978F9_EFD5_BBA4_41CA_62305B153278.label = R01-3 panorama_E1EAD67F_EFD2_969B_41D0_67D0367F7E12.label = R01-1 panorama_E2B93B67_EFD5_9EAB_41C2_A9C8B070C194.label = R01-4 panorama_FBB0D22A_EFFE_8EA5_41D7_7133CDEFB1BE.label = R20 panorama_FE22DD8C_EFFD_9A7D_41E0_73DD8E17C364.label = R21 panorama_FE6A5C23_EFF2_BAAB_41B7_BC0CF4758659.label = R22-2 panorama_FE78E92D_EFFD_9ABF_41E5_BB1DEA08F7A2.label = R22-1 panorama_FEFB1D2B_EFFF_BABB_41E1_C00FF3F85756.label = R19-3 panorama_FF4D23CD_EFF2_8DFC_41D0_CC3AE3B92530.label = R17-2 panorama_FFAD2591_EFFE_8A67_41DE_253A056D78F5.label = R19-1 panorama_FFBE2095_EFFE_8A6F_41E0_CD189A9803AC.label = R19-2 panorama_FFD65BD2_EFF2_7DE4_41E9_3052E0882137.label = R18-2 panorama_FFEE44DB_EFF5_8BE4_41D7_443C47EB2E51.label = R16-4 ## Hotspot ### Tooltip HotspotPanoramaOverlayArea_C19812AC_CEF2_A98B_41E3_7954B3F7FA3F.toolTip = LUKISAN PERALIHAN HotspotPanoramaOverlayArea_C19842AC_CEF2_A98B_41D6_245677402179.toolTip = LUKISAN PENDIRIAN BOEDI OETOMO HotspotPanoramaOverlayArea_C198B2AC_CEF2_A98B_41C3_D2618342C6B0.toolTip = LAMBANG BOEDI OETOMO HotspotPanoramaOverlayArea_C198E2AC_CEF2_A98B_41B8_DC724E55225F.toolTip = LUKISAN POLITIK ETIS HotspotPanoramaOverlayArea_C198F2AC_CEF2_A98B_41D8_C9491D4CB079.toolTip = SOEKARNO HotspotPanoramaOverlayArea_C19952AC_CEF2_A98B_41DE_9D9CECCDD206.toolTip = DOKTER WAHIDIN SOEDIROHOESODO HotspotPanoramaOverlayArea_C19992AC_CEF2_A98B_41CD_D31FD1177CA8.toolTip = KELAS KARTINI HotspotPanoramaOverlayArea_C199A2AC_CEF2_A98B_41DA_C7DA9489B83C.toolTip = KELAS KARTINI HotspotPanoramaOverlayArea_C19F22AC_CEF2_A98B_41DE_F55C3253EEA2.toolTip = LUKISAN MASUKNYA MODAL SWASTA HotspotPanoramaOverlayArea_C19F32AC_CEF2_A98B_41E0_B944707C2D22.toolTip = LUKISAN PERTEMUAN WAHIDIN, SOETOMO DAN SOERADJI HotspotPanoramaOverlayArea_C19F42AC_CEF2_A98B_41E3_038DCFFBC72E.toolTip = TIRTO ADHI SOERJA HotspotPanoramaOverlayArea_C19F92AC_CEF2_A98B_41C8_80C3FFA0A65A.toolTip = LUKISAN RADEN SALEH "BANJIR DI JAWA" HotspotPanoramaOverlayArea_C19FA2AC_CEF2_A98B_41CE_59C035A5D307.toolTip = SOEGONDO DJOJOPUSPITO